Substraktif Model dan Aditif Model, Mana yang Tepat untuk Desainmu?

Substraktif dan Aditif Model

Substraktif Model dan Aditif Model, Mana yang Tepat untuk Desainmu? - Warna adalah esensi penting dalam sebuah desain. Selain agar desain mu menarik dan mendapatkan perhatian penuh dari orang-orang yang melihatnya, warna juga bisa mempengaruhi perasaan orang yang melihat desain tersebut.

Kali ini kita akan membahas mengenai model warna. Model warna adalah sistem teratur yang digunakan untuk membuat berbagai macam warna dari warna primer yang ada.

Biasanya aplikasi grafis menyediakan lebih dari satu model warna yang bisa digunakan oleh user. Maka dari itu sangat penting untuk memilih model warna yang tepat sesuai dengan tujuan desainmu. Apakah akan dicetak, atau disebarkan melalui media maya, dimana karya mu akan ditampilkan pada layar komputer.

Nah, ayo kita bahas satu persatu ^^

Secara umum,ada dua model warna yang paling banyak digunakan, yaitu warna Model Aditif dan warna Model Substraktif. Keduanya berbeda berdasarkan bagaimana cara mereka mengintrepretasikan pengaruh cahaya.

Saat seorang pelukis mencampurkan warna-warna tertentu dan menghasilkan warna baru, maka warna tersebut dihasilkan dari metode substraktif. Ketika desainer menggunakan aplikasi di komputer untuk membuat desain digital, maka warna dihasilkan dengan menggunakan metode aditif.


Model Aditif -  Additive Model

 

Model Aditif memanfaatkan cahaya untuk menampilkan warna. Jadi, sederhananya, warna-warna pada model aditif adalah hasil dari cahaya yang ditransmisikan. 

Layar televisi, perangkat mobile, dan komputer menggunakan sistem warna model aditif. Dimulai dari kegelapan total, lalu menambahkan cahaya merah, hijau, dan biru untuk menghasilkan spektrum warna.

Model aditif lebih tepat digunakan untuk pewarnaan desain digital yang akan ditampilkan melalui layar komputer. 

Aditif Model
Pewarnaan yang digunakan untuk model aditif adalah RGB (Red-Green-Blue) Color Model. Dimana setiap warna sebenarnya adalah titik kecil dari cahaya merah, hijau, dan biru yang dikombinasikan. 

Kalau kamu ingin melihat titik-titik itu, arahkan sebuah kaca pembesar ke layar TV, atau komputer, maka sebenarnya warna apapun yang kamu lihat di layar, hanya terdiri dari tiga warna utama tersebut.

Ketiga warna tersebut – Merah, Hijau, dan Biru – adalah warna primer dalam pewarnaan RGB.
Percampuran ketiga warna primer tersebut akan menghasilkan warna putih.
Mencampurkan warna biru dengan hijau akan menghasilkan warna Cyan.
Mencampurkan warna biru dengan merah akan menghasilkan warna Magenta.
Mencampurkan warna Merah dengan hijau akan menghasilkan warna Kuning.
Dan keadaan tidak adanya cahaya akan diinterpretasikan sebagai warna Hitam. 

RGB
Warna yang terdapat pada model RGB lebih terang dari pada warna yang terdapat pada CMYK model. Ini dikarenakan RGB model menggunakan cahaya yang ditransmisikan (dipancarkan), sehingga memungkinkan untuk menampilkan lebih banyak spektrum cahaya dibandingkan dengan model CMYK yang hanya mennggunakan cahaya yang dipantulkan.


Komputer umumnya menampilkan warna RGB menggunakan 24-bit color. Dimana terdapat 256 variasi untuk setiap warna primer merah, biru, dan kuning.
Sehingga secara total ada 2^24 = 256 merah x 256 hijau x 256 biru = 16.777.216 kemungkinan warna pada 24-bit model warna RGB.

Untuk setiap warna di model RGB, warna diwakilkan oleh variasi intensitas dari cahaya merah, hijau, dan biru. Intensitas dari tiap warna merah, hijau, biru dimulai dari angka 0 (nol –tidak ada cahaya) hingga angka 255 (intensitas warna maksimal).
Untuk contohnya : Warna primer merah memiliki nilai
R = 255
G = 0
B = 0

Warna Dark Green memiliki nilai
R = 0
G = 51
B = 51

Warna hitam memiliki nilai
R = 0
G = 0
B = 0

Model Substraktif – Substractive Model

 

JIka warna ¬¬RGB menggunakan transimisi cahaya untuk menampilkan warna, maka Model Substraktif menggunakan tinta atau cat untuk menampilkan warna. Pada Model Substraktif warna merupakan hasil dari refleksi cahaya(cahaya yang dipantulkan).
Substraktif Model

Cat air, cat minyak, dan tinta cetak merupakan contoh dari media warna model substraktif. Pencampuran warna-warna menggunakan metode substraktif memiliki arti “dimulai dengan putih, diakhiri dengan hitam”.

Warna yang dihasilkan oleh model substraktif merupakan hasil dari cahaya yang diserap oleh tinta cetak. Semakin banyak tinta yang ditambahkan, maka semakin sedikit cahaya yang dipantulkan. Akibatnya warna menjadi lebih gelap. Ketika sama sekali tidak ada tinta cetak yang digunakan, maka cahaya yang dipantulkan (pada permukaan putih) akan dianggap sebagai warna putih.

CMYK color model merupakan tipe substraktif, yang lebih cocok digunakan untuk proses percetakan. Warna primer pada CMYK adalah Cyan, Magenta, Kuning, dan Hitam – Cyan, Magenta, Yellow, blacK-.
CMYK

Pada spektrum tampak, posisi cyan berlawanan dengan merah; magenta dengan hijau; dan kuning dengan biru. Ketika tinta cyan, magenta, dan kuning diletakkan pada kertas putih, maka masing-masing warna akan menampilkan warna yang berlawanan dengan mereka tersebut, yang sebenarnya merupakan pantulan cahaya di kertas putih.

Percampuran warna-warna primer pada CMYK akan menghasilkan warna hitam
Warna CMYK juga lebih terbatas jumlahnya dibandingkan warna RGB. Selain itu, warna-warna pada model CMYK lebih redup dan gelap dibandingkan warna-warna di model RGB, ini menunjukkan keterbatasan tinta cetak dan sifat cahaya yang dipantulkan.


Model CMYK juga disebut sebagai four-color process (process color-warna yang diproses). Semua warna yang bisa dicetak dihasilkan dari keadaan tumpang tindih warna primer dalam berbagai intensitas.

Model CMYK menghasilkan warna-warna dari warna primer Cyan, Magenta, dan Kuning (Yellow). Ketika tinta cyan, magenta, dan kuning dikombinasikan, secara teori, ini akan menghasilkan warna hitam. Namun pada kenyataanya, karena ketidakmurnian tinta, bukannya hitam yang dihasilkan malah warna coklat (warna coklat lumpur). Oleh karena itu, tinta hitam (blacK) ditambahkan pada sistem CMY untuk mengatasi ketidakmurnian tinta tersebut, menghasilkan sistem CMYK.

Warna-warna di CMYK diwakilkan oleh persentase dari warna cyan, magenta, kuning, dan hitam. Contohnya, warna merah memiliki persentase
Cyan = 14%
Magenta = 100%
Kuning = 99%
Hitam = 3%

Putih memiliki persentase
Cyan, magenta, kuning, hitam = 0% (tidak ada tinta sama sekali pada kertas putih).

Spektrum tampak terdiri dari miliaran warna. Sebuah monitor komputer bisa menampilkan jutaan warna, sebuah monitor perangkat mobile menampilkan lebih sedikit warna dari pada yang bisa ditampilkan oleh layar komputer, sehingga terkadang desain yang kamu buat bisa berbeda warnanya saat kamu tampilkan di layar smartphone. 

Sebuah printer dengan kualitas terbaik hanya mampu mencetak ribuan warna dari spektrum tampak, dan komputer jadul hanya mampu menampilkan 216 warna.

Model warna RGB menampilkan lebih banyak spectrum warna dari pada CMYK. Seperti yang kita bahas sebelumnya, layar monitor mampu untuk menampilkan “true color” (16. 777. 216 warna), dan jutaan dari warna-warna tersebut tidak bisa dicetak oleh printer karena keterbatasan spektrum warna yang bisa dihasilkan oleh tinta. 

Jika sebuah gambar RGB di konversi menjadi CMYK, maka warna RGB akan hilang dan tergantikan dengan warna CMYK, Jadi, jika kamu mendesain di aplikasi desain grafis pada komputer dan menggunakan palet warna RGB, besar kemungkinan, jika desain mu dicetak, warna nya akan berbeda dengan desain mu yang ditampilkan di layar komputer, bisa menjadi lebih gelap atau warnanya benar-benar berbeda.

Jadi, konversi model warna bukanlah hal yang bagus dilakukan, kecuali kamu benar-benar yakin dengan hasilnya. 

Maka dari itu, selalu pastikan lebih dulu apakah desainmu akan dicetak atau malah untuk ditampilkan di layar monitor. Jika akan di cetak, sebaiknya gunakan pewarnaan CMYK. Jika untuk ditampilkan di layar monitor, gunakan model RGB.

Bukan hal yang buruk juga jika satu desain dibuat dengan dua model warna dan menjadikannya dua file terpisah. Apalagi jika ternyata jika desainmu akan dicetak juga sekaligus ditampilkan pada layar monitor.

Namun jika kamu masih ragu, kamu bisa membuat desain dengan model pewarnaan RGB, baik itu untuk dicetak ataupun disebarkan di sosial media dan wadah digital lainnya. Namun kamu harus benar-benar yakin, bahwa warna yang saya gunakan berada pada spektrum warna CMYK.

Atau, kamu bisa menggunakan alternatif lainnya yang tersedia, yaitu menggunakan Pantone Matching System. Dimana ini adalah sistem yang memberikan hasil konsisten bagi warna, baik ketika dicetak di atas kertas, maupun saat ditampilkan di layar monitor. Jika kamu ingin tau lebih jauh tentang Pantone, kamu bisa baca mengenai Pewarnaan Pantone.

Belum ada Komentar untuk "Substraktif Model dan Aditif Model, Mana yang Tepat untuk Desainmu?"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel